Kamis, 11 Februari 2010

Rute lain ke Stasiun Cikadongdong II

Energi kami terkuras usai melewati bukit gening tersebut. beruntung ketika bertemu jalan raya yang sesungguhnya , telah menunggu tukan es cendol. Langsung saja es cendol berpindah tempat ke perut kami.
Puas minum es cendol gowes kami lanjutkan kembali menyusuri jalan menuju pertigaan ciharahas – Puteran. Suasana disini lumayan sejuk bahkan dingin. Mungkin hujan yang sudah mendekati waktunya untuk turun membuat suasana saji sejuk. Di kanan dan kiri jalan sawah sawah lagi menghijau, belum keluar bulir bulit padinya.
Pada Masjid pertama di lintasan jalan tersebut kami sempatkan sholat dluhur di situ. Air melimpah dari sungai kecil di depan masjid kemudian ditampung sebagai pasokan air wudlu. Hmm , benar benar alami, air sejuk terus mengalir .
Sholat yang sudah kami tunaikan membuat kami bisa nggowes dengan lega rasanya ga ada beban lagi. Tenaga seperti di charge lagi, apalagi dari kejauhan sering kami dengan deru kereta api melintas di daerah tersebut. yang menandakan tujuan kami sudah dekat.
Jalan berkelok menanjak sudah lumrah di daerah ini. Namun dibalik panjangnya tanjakan yang ada , kita akan melihat sungai sungai yang mengalirkan airnya yang deras di desa puteran .
Stasiun Cikadongdong kami pijak ketiga waktu belum mencapai jam 3 sore. Stasiun Cikadongdong merupakan stasiun kecil . Stasiun ini hanya melayani kereta api Purwakarta Cibatu dan satu kali kereta api parahyangan jam 7;30 pagi. Walaupun demikian geliat pedagang yang memanfaatkan stasiun ini untuk menjual barangnya ke Bandung bisa dirasakan di sini. Sepertinya Stasiun ini cukup berarti bagi masyarakat sekitarnya.
Daerah yang berbukit dan di lewati sungai besar seperti Cisomang , cukup menjadikan alasan mengapa kereta api sangat penting di daerah ini. Menggunakan angkutan selain kereta api di daerah ini cukup mahal. Bersambung ………)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar