Minggu, 28 Oktober 2012

Randiah Kampung di Ujung Jalan

Pagi di hari Ahad bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda kami berkumpul disitu Buleud sebagai lokasi ngumpul sebelum gowes. Situ buleud penuh dengan keramaian pagi ini. Makanan khas Purwakarta yaitu sate Maranggi dapat kita nikmati pagi pagi sekali di danau buatan Pemerintah Belanda tempo dulu.
Setelah berembug dengan penggowes yang ada kami bulatkan tekad untuk mendatangi kampung Randiah Kampung Randiah ada disekitar desa Sukajadi , dan Parakan lima .
Untuk mencapai kampung kecil diujung jalan Parakan Lima, sekurang kurangya kami harus mendaki dengan total tanjakan mencapai 1017 meter. Tanjakan sebanyak itu memang bukan tanjakan tunggal tetapi hasil penjumlahan semua tanjakan yang kami lalui dari medan yang berbukit bukit. sepanjang perjalanan kami menemukan persawahan yang siap panen dan ada sebagian yang masih menghijau. Anak anak sepanjang jalan yang kami lewati menyambut kami dengan senyuman dan lambaian tangan.
Selepas Kampung Radiah, kita akan menemukan sebuah jembatan gantung yang lumayan indah, di jembatan ini kami sempatkan berfoto .

Minggu, 07 Oktober 2012

MTB Bukan Hanya OTOT

Dalam Trek ISSi Purwakarta di Hutan Cirendeu ada beberapa tanjakan yang termasuk tanjakan sulit.Salah satu diantaranya adalah tanjakan pohon Asem. dalam rekaman gambar yang berhasil kami dapatnya, hanya 4 orang dari peserta di kelas junior yang secara bersih dapat melewati tanjakan ini. Beberapa pembalap mungkin memiliki otot yang lebih kekar namun otot saja tidak cukup . Disamping otot perlu teknik untuk menaklukan tanjakan sulit .
Terbukti memang MTB bukan hanya otot. Bersepeda bukan sekedar menggowes. perlu keseimbangan antara tenaga dan teori.

Berharap Suksesi di Sentosa-Polygon XC

Sebuah balap sepeda lokal dari komunitas sepeda gunung Purwakarta digelar hari Minggu 30 September 2012. ISSI Bike Trek di hutan desa Cirendeu dipilih sebagai lokasi untuk menjaring bibit-bibit baru pada olah raga balap sepeda gunung. Seperti biasa balapan sepeda selalu dibagi dalam beberapa kelas sesuai kelompok umur. Ada kelas junior, pemula , kelas Master dan juga kelas Senior. Batasan usia kelas tidak begitu ketat , ditandai dengan tidak adanya pemeriksaan identitas untuk melihat kesesuaian antara umur yang di akui dengan umur yang sesungguhnya. Namanya juga balap lokal aturanya masih longgar lokal juga. Walaupun begitu balapan ini sangat seru, tepuk tangan dan teriakan penonton diisekitar titik star riuh rendah begitu ada pembalap yang melintas. Sepertinya balapan ini hanya untuk mencari bibit bibit yang bisa di bina untuk menyediakan atlet sepeda di masa yang akan datang. Harapan ini tidaklah hampa , beberapa bibit potensial muncul dari balapan ini. Harus diakui, calon atlet yang datang dari Garut lebih siap untuk memenuhi harapan tersebut.walau mereka datang dari jauh , sepertinya pembinaan / regeneraasi atlet sepeda gunung di Kota Garut, bisa kelihatan hasilnya. Pelajaran dari balapan ini merupakan hikmah yang penting untuk membuat evaluasi pembenahan olah raga sepeda ditanah air. Pembalap muda yang menonjol dalam acara ini adalah seorang Rider bernama Dikdik dari Garut. Anak muda ini bahkan mampu melibas senior senior mereka yang sudah punya nama di dunia sepeda gunung
balapan ditutup dengan pembagian hadiah dan doorprize dari sponsor acara ini yaitun Polygon Purwakarta. Selain Sepeda Gunung, Balapan kali ini juga melombakan kelas BMX. Kelas BMX ini termasuk kelas yang paling banyak pesertanya. Wajarlah karena dunia BMX begitu dekat dengan anak remaja.