Kamis, 21 Mei 2009

Cyclocom


Salah satu peralatan yang dapat membatu kita dalam gowes - menggowes sepeda kesayangan adalah cyclocom atau anak anak sering menyebutnya kilometer. Kenapa bisa begitu? Ya namanya juga anak-anak sepeda memberi nama alat alat sesuai fungsinya. Cyclocom banyak memiliki fungsi tetapi yang paling menonjol adalah fungsi yang berkaitan dengan jarak , kecepatan , dan lain lain .
Diantara Cyclocom yang ada dipasaran yang baru diluncurkan atau katakanlah yang baru saya kenal adalah Magic One .Magic one adalah cyclocom tipe wire less atau tanpa kabel yang menghubungkan sensor unit dan display unit . Magic one wire less seri MG CCL 14 memiliki 14 fungsi dengan display yang cukup jelas .
Bukannya promosi tetapi Magic one memiliki kesesuaian antara harga dan fungsinya. Dengan harga berkisar pada kisaran dibawah Rp. 250 .000,00 maka magic one termasuk peralatan yang patut dipertimbangkan . Jujur saja ini merupakan cyclocom wire less dengan harga yang paling menarik yang saya jumpai dipasaran .
Fungsi Odometer dari alat tersebut mampu mendeteksi jarak tempuh dengan tingkat akurasi sampai pada angka 2 meter, jadi jarak tempuh berubah tiap sepeda kita gowes sejauh 2 meter.
Magic one MG CCL 14 ini diaktifkan secara manual melalui tombol disebelah kanan. Sedangkan fungsi auto off akan berfungsi jika tidak ada aktifitas selama kurang lebih 6 menit.
Keunggulan lain dari cyclocom ini adalah fungsi pembaca temperature udara. Namun sampai sekarang say belum mengerti mengapa fungsi ini disertakan dalam seri CCL 14. Seandainya bisa mengajukan usulan fungsi tersebut diganti saja dengan fungsi kalori meter yang sangat penting ketika kita sedang beraktifitas di luar ruang seperti bersepeda. Tidak adanya fungsi kalori meter itulah mungkin salah satu kelemahan gadget ini diantara kelebihan kelebihan yang sudah saya urai diatas.
Cyclocom yang sudah saya pakai lebih dari 100 km tidak menunjukan adanya tanda tanda error dalam pengoperasiannya. Namun jujur saja alat ini belum saya pakai kelewati guyuran air hujan . Beberapa cyclocom yang pernah saya pakai disepeda saya biasanya kehilangan fungsinya ketika diguyur air hujan , bahkan terkena air ketika di cuci saja bisa kehilangan fungsinya untuk sementara waktu.
Nah , jika teman teman kebetulan belum memasang cyclocom di sepeda kesayangannya , tidak ada salahnya mencoba Magic One tipe CCL 14 saya jamin gowes makin asyik.

Senin, 18 Mei 2009

Nambah Bidon , air -air



Bagaimana mensiasati keterbatasan volume bidon? Bidon adalah wadah air yang terbuat dari bahan plastic atau metal yang biasa dibawa oleh pengendara sepeda. Biasanya daya tampung bidon berkisar pada angka 500- 750 cm 3 atau paling banyak 0,75 liter.
Jumlah sebanyak itu biasanya tidak mencukupi untuk memebuhi kebutuhan air minum selama perjalanan. Kebutuhan air mulai bertambah jika kita mengayuh sepeda dibawah terik matahari. Maklum jika pasas mulai menerpa tubuh kita maka keringat yang kita keluarkan juga bertambah banyak .
Sepeda tertentu memang menyediakan tempat bidon lebih dari satu , namun kebanyakan sepeda yang saya temui , terutama sepeda dengan frame generic hanya menyediakan satu tempat bidon / botol air.
Jika anda memiliki uang yang cukup membawa hydration pack mungkin menjadi cara yang tepat . Hidrations pack yang ada dipasaran paling kurang membutuhkan dana Rp. 250.000,00 , suatu jumlah yang relatif besar untuk kantong bagi sebagian orang.
Salah satu alternatife yang bisa kita lakukan adalah membuat dudukan botol air tambahan. Salah tempat yang bisa kita instal dudukan bidon / bottle cage adalah dibelakang seat post / tiang sadle. Alat yang kita perlukan adalah tali strap atau cable ties sebanyak 4 pcs.
Saya telah menerapkan cara diatas dan ternyata cukup berhasil , setidaknya botol tambahan tersebut berguna sekali menyediakan tambahan air minum selama saya menggowes sepeda.

Senin, 11 Mei 2009

Menengok Curug Cijalu


Sudah sekian lama ingin sekali tour ke Desa Cipancar. Desa Cipancar berada didaerah Sagalaherang, Kabupaten Subang. Desa Wisata tersebut kita bisa menikmati indahnya pemandangan kebon Teh yang berada di wilayah Afdeling Ciater.
Perjalanan dimulai dari Base Champ Patriot di depan Rumah Sakit Gunung Putri Purwakarta. 12 orang kami menggowes setapak demi setapak menuju pos pertama di Situ Wanayasa.Gowes dari jam 07:30 dan sampai di Wanayasa 09:30 . yah pelan sih jarak 25 km menanjak kami capai dalam waktu 2 jam.

Dari Wanayasa perjalanan masih tersisa 18 km lagi dengan jalan sebagian besar menanjak dan sesekali ada bonus turunan sebelum dihadang tanjakan berikutnya. Sampai dipertigaan kantor desa Cipancar ke arah Curug Cijalu medan masih jalan aspal namun menjanjak terus sejauh 3 km. dan 1 km menjelang Curug , jalan aspal berganti dengan jalan gravel atau jalan berbatu khas perkebunan teh.

Indahnya perjalanan tidak dapat dilukiskan dengan kata – kata .Sebagai gantinya saya postkan beberapa hasil jempretan teman - teman kami melalui HP mereka.

Minggu, 10 Mei 2009

Ekspedisi Gunung Sembung


Gunung Sembung adalah sebuah gunung di daerah Purwakarta. Disana terdapat pertambangan golongan C berupa batu belah . Gunung Sembung berada di ketinggian 311 mdpl. Untuk mencapai gunung sembung kami bisa mengambil rute Cibinong Jatiluhur.
Perjalanan dimulai dari base camp kami di Situ Buleud Purwakarta. Minggu 10 Mei 2009, 12 orang mulai menggowes sepedanya menuju Stasiun Ciganea. Di Staiun Ciganea rombongan berhenti sebentar untuk menunggu teman kami Bp Rahmat yang berbadan tinggi .
Dari Ciganea ini rombongan menyusur tepian jalan kereta menuju daerah Pasir Ipis. Dari Ciganea ini rute naik dan turun atau menyerupai huruf U. dan terdapat turunan yang cukup tajam menjelang desa Cibinong. Beberapa anggota Patriot pernah mencium tanah di jalur ini .
Setelah melewati sungai dengan melalui jembatan bambu single trek kita akan menemui medan off road yang cukup menantang. Tanjakan cukup tajam sampai-sampai ban roda depan terangkat . Dua tanjakan dengan jalur tunggal/ single trek tersebut mengantar kita ke jalan berbatu menurun cukup tajam dan berakhir di tepian danau Jatiluhur.
Dari tepian danau ini terdapat sawah sawah yang habis dipanen, dan kita bisa melihat puncak gunung Sembung yang hampir hilang . Dari kejauhan tampak Gunung sembung sudah terbelah oleh aktifitas penambangan batu. Dari titik ini Gunung Sembung kami daki. Setapak demi setapak ban bergerak dan akhirnya pukul 11: 00 gunung sembung kami lewati.
Setelah gunung Sembung rute menurun dari Malang Nengah, Stasiun Sukatani dan finish lagi di Purwakarta jam satu siang.